Kalian semua pasti pernah mengalami yang namanya perpisahan kan? Entah perpisahan dengan kakek, nenek, orangtua, saudara, teman, guru, hewan peliharaan, bahkan perpisahan dengan sekolah atau rumahmu. Dan sayangnya, setiap perpisahan itu pasti membawa kesedihan tersendiri. Terkadang bisa membuat kamu menangis atau sakit hati, tapi yang pasti kamu merasa kehilangan. Aku juga sering mengalami perpisahan. Mulai dari berpisah sama nenek-ku, sahabatku, guru-ku, mungkin masih banyak lagi yang nggak aku ingat, tapi pasti tiap perpisahan itu membawa kesedihan tersendiri. Walaupun aku nggak pernah nangis waktu berpisah, tapi tetep aja hati ini rasanya sakit (alay).
Sebentar lagi aku juga akan melewati perpisahan lagi. Berhubung aku sudah hampir lulus SMP, jadi pasti ada pesta perpisahan dong. Awalnya sih aku seneng, membayangkan betapa serunya jadi anak SMA, dapet temen baru, sekolah baru, dan hal-hal baru lainnya. Tapi tiba-tiba, aku merasa sedih dan nggak tega buat berpisah sama temen-temen SMP, meskipun baru kenal 3 tahun. Padahal, dulu waktu SD aku nggak merasa sesedih ini waktu perpisahan, walaupun udah berteman selama 6 tahun. Aku nggak nyangka bahwa 3 tahun di SMP benar-benar memiliki arti yang sangat dalam. Ini semua bermula dari SMS yang aku terima dari salah satu sahabatku, inisialnya YULI. Coba kalau dia nggak SMS, pasti aku nggak kepikiran kayak gini. Tapi bukan berarti aku nyalahkan dia. Bagaimanapun, cepat atau lambat, aku juga pasti mikir tentang perpisahan yang menyakitkan ini (hahaha).
Akibat SMS yang sederhana namun mak jleb itu, aku jadi mikir kehidupanku selama SMP. Apa aja yang udah aku kerjain, apa aja yang udah aku rusak, aku dapet temen baru berapa, kehilangan temen berapa. Lagi-lagi ingatanku kembali ke masa awal masuk SMP. Aku inget banget waktu itu aku nggak punya temen. Cuma kenal sama temen SD, itu pun sedikit, sama ada satu temen gereja. Untungnya sih sekelas semua. Awal-awal masuk, aku kemana-mana bertiga sama temen SD-ku dan satu temen baru. Lama-lama, pindah berempat, tetep sama temen SD, ditambah temen gereja, dan dua orang lainnya. Menjelang akhir kelas satu SMP, aku pindah grup lagi, berempat sama temen yang dulunya nggak kenal. Lumayan akrab. Semuanya berubah ketika kelas 8, aku jadi lebih liar (?) dan agak cerewet. Pertamanya sih agak nggak bisa adaptasi, temen duduk juga ganti-ganti terus, tapi beberapa bulan kemudian, aku dapet temen yang cocok banget. Ke mana-mana selalu berempat, ngerusuh juga berempat, sampe2, ada guru yang pernah nyuruh kita bubar! Tapi tentu aja nggak semudah itu (hehe). Intinya, kelas 8 itu bener-bener penuh kenangan! :')
Di kelas 9, temennya ganti semua, penyesuaian lagi. Nggak terlalu sih, soalnya aku tetep sekelas sama sahabat-sahabatku, tapi yang satu di kelas lain :( mungkin emang guru-guru sengaja misahin kita biar nggak terlalu rame di kelas... Awal kelas 9 sih fine fine aja, sampe akhirnya aku ada masalah sama salah satu sahabatku. Sebenernya cuma masalah sepele sih, tapi aku nggak ngerti kenapa, tapi kayak ada sesuatu yang hilang gitu, walaupun aku udah biasa aja sama dia, tapi kita tetep gak bisa kembali seperti dulu. Sangat disayangkan memang, tapi mau gimana lagi, aku sendiri juga nggak tahu gimana cara memperbaikinya. Akhirnya, bener-bener akhir kelas 9, pas masa-masa ujian, aku ketemu sama dua anak ini. Pertamanya bisa cocok soalnya aku sama si YULI itu suka lelaki yang sama ;;), bukan gebetan, lebih tepatnya idola sih (haha). Terus yang satu lagi itu gampang banget tertawa, padahal lelucon nggak seberapa lucu, dia bisa tertawa sampe nangis segala. Karena ke-absurd-an dia lah, aku dan sahabatku jadi tertarik juga sama dia =D Sejak saat itu, ktia kemana-mana selalu berempat, bercanda yang gak penting, tapi lucu (lho?) Cocok banget deh.
Masalahnya, aku baru bener-bener kenal mereka pas akhir kelas 9. Kenapaa?? Jadi rasanya, baru aja akrab, kok disuruh pisah :( SMA-nya beda-beda lagi. Mungkin ini semua memang kehendak Tuhan O:)
Mungkin beberapa dari kalian juga berpikir bahwa berpisah itu sangat menyakitkan, seperti akhir dari segalanya. Kalian SALAH! Perpisahan itu bukan akhir dari segalanya, karena nggak ada yang namanya sad ending itu. Di mana-mana, ending itu pastilah membahagiakan. Jadi, jangan pernah terpengaruh sama film yang sad ending ato malah open ending, itu semua hanya film, fiksi, nggak ada hubungannya sama hidup kalian. Hidup itu beda sama film, dan dalam hidup semua orang, endingnya pasti happy :) Jadi berbahagialah kalian yang pernah mengalami perpisahan, karena dengan perpisahan itu kalian akan semakin dekat dengan kebahagiaan!
No comments:
Post a Comment