Friday, 22 March 2013

Jealous

Mungkin posting yang kali ini agak terdengar absurd ya. Setelah lama tidak posting, aku malah menyapa para pembaca setia (baca : pengangguran canggih) dengan posting yang gak jelas. Itulah aku (eh). But, that's okay. Bukan bermaksud gak jelas, walaupun memang gak jelas, berhubung blog ini berisi segala hal yang berasal dari otakku, maka tulisan-tulisan yang ada di blog ini juga sesuai dengan isi otakku. Jika posting kali ini nggak jelas, berarti otakku lagi nggak jelas. Oke, cukup ngelanturnya.
Sebenernya sekarang ini, ato lebih tepatnya akhir-akhir ini aku lagi iri. Iri sama banyak orang. Iri sama orang-orang yang punya pacar (nasib jomblo). Paling iri sama orang yang jatuh cinta, ato nggak usah jauh-jauh, iri sama orang yang naksir orang lain. Iri pake banget. Bukan berarti aku nggak normal. I'm truly really normal. Tapi di masa-masa SMA yang katanya masa di mana cinta bersemi itu, aku malah tidak merasakan cinta. Aku sendiri juga nggak tau sih pernah ngerasakan cinta ato nggak, tapi rasanya aku pernah naksir seseorang, walaupun agak kusesali.
Aku heran, bagaimana bisa seorang cewek ato cowok naksir lawan jenisnya hanya dengan liat muka? Fine-fine aja kalo sebatas ngomong "cowok itu ganteng banget", tapi kalo sampe gak bisa hidup tanpa ngeliat senyumnya cowok itu, menurutku agak alay ya. Maksudnya, si cowok bahkan gak PDKT! Kenapa bisa segitu naksir? Kenapa segitu berharap? Percuma kan, naksir seseorang yang gak menunjukkan tanda-tanda yang jelas kalo orang itu naksir balik. Rugi. Mungkin aku yang aneh. Tapi mungkin juga aku salah satu dari sedikit orang normal di dunia yang penuh orang dimabuk asmara.
Walaupun aku terus menghibur diri dengan mengatakan bahwa aku orang normal yang hidup di dunia abnormal, tetep aja aku iri sama orang-orang abnormal itu. Mereka bisa kelihatan bahagia. Dan normal. Sementara aku? Kesannya aku aneh aja. Hampir semua temenku naksir seseorang. Ada yang ditaksir balik, ada juga yang bertepuk sebelah tangan, tapi masih memperjuangkan. Hebat sekali. Atau malah bodoh sekali?
Aku mungkin aneh. Tapi aku gak bisa menyukai seseorang hanya dari tampang. Nge-fans iya, tapi gak suka, gak sayang. Dan entah kenapa, dari sekian banyak cowok di sekolahku yang katanya temenku ada yang ganteng, tetep aja gak ada satu pun yang menarik hati. Mungkin ada satu orang cowok yang lumayan menarik, tapi aku menyimpulkan kalo aku gak mau naksir dia (nah). Mungkin aku memang aneh. Ada seseorang untuk ditaksir, tapi gak mau. Apa boleh buat. Banyak rintangan menghadang dan aku nggak merasa dia seberharga itu untuk diperjuangkan >:D
Emangnya apa sih ciri-ciri naksir seseorang? Kalo menurut aku, ketika kamu naksir seseorang, kamu pasti pingin diperhatiin sama dia, pingin ngomong-ngomong sama dia, pokoknya pingin deket-deket dia deh. Yang aku rasakan sekarang agak membingungkan sebenernya. Aku pingin diperhatiin dia, tapi aku males ndeketin. Waktu pertama kali ngomong, aku lumayan seneng, tapi sama sekali gak nervous ato deg-deg an. Waktu pertama kali dia nyapa aku, aku seneng banget, tapi selalu aja ada hal yang membuat aku berpikir dua kali untuk naksir sama dia. Nasib ya :')
Mungkin memang aku nggak ditakdirkan untuk jadi seperti orang-orang kebanyakan. Mungkin Tuhan nggak ngebolehin aku naksir orang biar aku bisa konsen belajar. Mungkin aku emang gak boleh naksir orang biar gak sakit hati. Mungkin ini memang yang terbaik buat aku. Mungkin aku memang harus jadi orang normal di antara orang abnormal di dunia ini. Mungkin iya, mungkin tidak.

No comments:

Post a Comment