Para remaja galau pasti sering denger kata" ini. Entah dari temen-temen ato keinginan diri sendiri. Tapi rata-rata semua remaja gaul pasti tau kata-kata 'move on', termasuk aku (iya, aku emang remaja gaul). Pertama kali denger kata 'move on' yang tiba-tiba aja nge-trend, perasaanku adalah "Oh, move on. Ya terus kenapa?" Berhubung aku bukan remaja galau, maka itulah satu-satunya responku. Nggak seru? Don't judge me if you don't know me! (hahaha) Aku beranggapan kalo move on itu adalah proses beranjaknya seseorang dari kisah cinta yang lama menuju kisah cinta baru (ea). Murni kisah cinta. Bagiku waktu itu, move on berarti kita melupakan cinta dan rasa sayang kita terhadap mantan dan bersiap menyambut pujaan hati baru. Dan aku merasa sangat bangga karena aku sama sekali tidak memiliki gen susah move on. Artinya, aku move on dengan sukses dan selamat. Kadang aku suka heran, pegel, dan sebel sekaligus bangga dan pingin ketawa kalo liat temen-temenku yang suka galau karena gagal move on. Menurutku mereka itu payah. Masih remaja kok ngurusi masalah cinta. Masih muda kok ngomongnya cinta-cintaan. Payah. Lemah.
Tapi sudahlah, di posting ini aku nggak bermaksud untuk menggurui remaja galau gagal move on. Aku nggak mau menghina mereka. Aku hanya ingin membahas masalah move on. Maaf ya para pembaca kalo udah terlanjur tersinggung, di-undo dulu deh rasa tersinggungnya ;) Okay, back to the point. Move on itu sebenernya apa? Soalnya pas aku nyari di Google, keluarnya move on adalah proyek untuk mengasah potensi orang dewasa (sumpah gak nyambung). Memang dulu aku berpikir kalo move on itu adalah istilah yang digunakan dalam kehidupan cinta, tapi baru-baru ini aku sadar kalo itu semua salah. Move on nggak harus berhubungan dengan cinta. Namanya aja move on. Bukan love on (?) Then I came up to this decision, move on adalah suatu proses di mana kita bisa menerima keadaan kita yang sekarang dan berhenti mengeluh tentang betapa indahnya masa lalu. Kalo gitu aku gagal move on dong :(
Kalo move on dalam arti percintaan, nggak usah ditanya, aku bisa move on dengan mudah. Mau tau tips-nya? Tunggu posting lainnya ya ;;) Tapi kalo move on secara umum, kayaknya aku masih belum bisa. Masalahnya, sampai sekarang pun, kadang-kadang aku masih sangat merindukan kehidupan SMP-ku. Meskipun sekarang aku udah merasa bahwa keputusanku milih untuk sekolah di SMA-ku yang sekarang itu sangat tepat. Meskipun aku ketemu banyak banget temen baru yang gak kalah seru bahkan lebih seru daripada temen SMP. Meskipun aku lebih bisa beradaptasi dan lebih rame. Aku tetep sangat merindukan kehidupan SMP. Kadang aku tetep ngerasa, I don't belong here. Aku masih ngerasa asing dan nggak diterima. That's suck. Sampai sekarang pun aku tetap terus merindukan kehidupan SMP-ku terutama waktu kelas 8. That was the best year ever. Meskipun waktu itu temenku masih belum sebanyak sekarang. Meskipun waktu itu aku masih agak pendiem dan jaim. But I felt like I was belong there. Apa kalian pernah merasakannya?
Kadang aku ngerasa udah berbuat nggak adil sama temen-temenku di kelas 10 ini. Padahal mereka semua baik banget, tapi aku masih aja ngebandingin mereka sama temen-temen SMP. Tapi entah kenapa aku nggak bisa ngelupain kehidupan SMP-ku. Semua kegilaan itu, semua kejadian memalukan, semua candaan yang jayus tapi lucu, semua kesedihan, semua kebahagiaan, semuanya masih dapat kuingat dengan jelas. Aku nggak tahu kenapa tapi aku merasa kalo kelas 8 adalah saat-saat yang paling bahagia. Bertemu dengan temen yang super gila, melakukan banyak hal gila bersama. Waktu itu rasanya aku nggak terlalu banyak berpikir seperti sekarang. Kalo sekarang, rasanya kayak orang tua aja. Banyak pikiran, sering pusing, otak sering overload.
Mungkin move on memang tidak segampang itu. Memang sulit menerima keadaan kita sekarang jika kita terus melihat masa lalu. Tapi bagaimana kalau masa lalu itu terus muncul di pikiran kita? Bagiku, sukses atau tidaknya move on tergantung dari kita. Kalau kita memang bener-bener niat untuk maju, kita harus bisa melupakan masa lalu. Kalau kita ragu, ya udah, gak usah move on. Kadang mulut kita selalu bilang "Aku harus move on. Aku mau move on." kenyataannya? Kita masih nggak rela melepaskan masa lalu itu. Terus-terusan mengingat betapa bahagianya kita dulu. Itu juga terjadi padaku. Dulu aku selalu berniat move on, tapi pada kenyataannya, aku terus-terusan membandingkan kehidupan SMA dengan kehidupan SMP. Kapan berhasil move on? Never. Maka aku sampai pada kesimpulan bahwa aku memang nggak niat move on. Bagiku, masa lalu itu lebih baik terus aku ingat sebagai memori yang indah. Biar aku terus dibayang-bayangi oleh kenangan yang baik itu, selama aku tidak ikut ditarik mundur. Biarlah aku terus membandingkan kehidupanku, selama di masa depan aku menjanjikan kehidupan yang lebih baik untuk diriku sendiri. Biar aku gagal move on, selama hal itu pantas untuk diingat. Yang penting aku tidak rugi.
No comments:
Post a Comment