Mencintaimu bukanlah sesuatu yang
bisa kuhindari. Meskipun sudah berulang kali
kukatakan pada diriku untuk berhenti melihatmu, tak dapat kucegah jantungku yang
berdebar lebih cepat ketika aku mendengar suaramu. Aku terus meyakinkan diriku bahwa kau tidak baik bagiku. Sifatmu
yang keras kepala dan cuek, bukanlah kombinasi yang
tepat untuk menaklukkan hati seorang wanita. Namun, harus kuakui,
aku tertarik padamu karena alasan yang tidak kumengerti. Apakah itu matamu? Senyummu?
Atau sikapmu?
Mencintaimu seperti menaiki roller coaster. Menegangkan dan penuh kejutan. Terkadang kau membuatku melambung tinggi, setelah itu kau jatuhkan aku tanpa peringatan. Mencintaimu seperti masuk ke dalam rumah kaca. Aku merasa kau ada
di sekelilingku, tapi itu semua adalah semu, hanya pantulan dari dirimu. Yang pasti,
mencintaimu itu abu-abu. Aku tak bisa paham,
apakah kau benar mencintaiku atau hanya pura-pura? Anehnya, aku terus mengikutimu dalam ketidakjelasan ini. Aku bisa saja lari,
namun aku tak mau. Karena di samping sakit yang kau berikan, masih ada kebahagiaan yang
membuatku bertahan. Dan aku tidak tahu apakah aku bisa sebahagia ini jika melepaskanmu?
Kata orang,
cinta seharusnya tidak menyakiti. Lalu, apakah mencintaimu itu salah? Aku tahu aku seperti
orang bodoh yang mau hidup dalam ketidakpastian. Entah sudah berapa kali
sakit hati aku rasakan, yang aku lakukan hanya tetap bertahan. Meyakinkan diriku sendiri bahwa aku cukup kuat. Tapi,
bodohkah aku yang menginginkan kebahagiaan? Atau haruskah aku melepaskanmu?
No comments:
Post a Comment