Jujur, pada awalnya aku nulis posting ini karena gak ada kerjaan (lebih tepatnya banyak kerjaan tapi males). Posting ini murni untuk curcol semata, tapi entah kenapa otakku yang brilian ini memunculkan judul "Be Grateful". Bukan asal judul, memang inilah inti dari posting yang awalnya adalah curhatan seorang remaja SMA galau.
Ceritanya, akhir-akhir ini aku sering capek. Secara mental dan fisik. Semua ini karena satu hal. Lomba PBB. Yak. Lomba paling (gak) penting sedunia. Lomba PBB ato bahasa kerennya defile ini diadain di sekolahku buat memperingati hari raya apa gitu, pokoknya tiap taun selalu ada. Berhubung aku adalah murid baru di lingkungan sekolah ini, aku kaget. Tidak percaya. Tidak siap. Males. Karena yang namanya baris berbaris gak mungkin cuma 5 orang, berarti 1 kelas ikut. Benar sekali. Awalnya, kelasku keliatan nggak niat banget. Latian waktu jam olahraga, banyak yang gak niat. Disuruh jalan di tempat, kakinya gak 90 derajat, disuruh maju jalan, malah jalan santai. Ribet deh. Bikin emosi. Tapi entah kenapa, H-7 defile, si pemimpin menjadi bersemangat! Dia kemudian ngusulin buat 'mengeliminasi' anak yang memperlampat kemajuan alias anak yang gak niat. Jadinya, sekelas yang isinya 42, yang ikut defile cuma 32 aja. Sempet galau juga dengan keputusan ini. Ada yang bilang boleh sekelas ikut beberapa, ada yang bilang harus ikut semua, ada yang bilang harus ada surat keterangan sakit, dll, dsb. Ditambah lagi wali kelasku tercinta lagi sakit sehingga gak bisa mendampingi kita latian. Sampe kemarin, berhubung pas latian sekelas jadinya ancur, ada satu anak telpon wali kelas. Lucky! Wali kelasku ngijinin yang ikut cuma 32 (love you mam :*). Bau kemenangan pun tercium kembali (haha).
Lalu apa hubungannya dengan "Be Grateful"? Sekilas cerita tadi memang gak ada hubungannya sama sekali dengan judul posting. Tapi kalian semua SALAH! Tidakkah kalian memikirkan perasaan 10 anak yang tidak terpilih ikut defile itu? Memang ada yang dengan senang hati gak mau ikut, tapi ada juga yang niat ikut, tapi sayangnya gak kepilih. Mau gimana lagi. High school is rude. Kalo kamu gak akrab sama anak populer, jangan harap dipilih. Bukannya aku memihak, tapi emang itulah kenyataan. Untuk bisa survive di SMA, harus bisa dikenal sama anak populer. Paling nggak dikenal sama anak populer di kelas. Kalo kamu nggak rame, nggak alay, susah untuk dikenal. Kecuali kamu sangat cantik. Hidup memang kejam. Itu juga yang dialami oleh beberapa temenku. Sebelumnya, aku sama sekali nggak menyadari hal ini. Aku biasa-biasa aja karena kepilih ikut, tapi sisanya? Ternyata beberapa dari mereka juga sakit hati. Tiba-tiba aku jadi merasa sangat bersyukur karena terpilih. Aku nggak bisa membayangkan rasanya tidak dipilih seperti itu. Bukan berarti aku tidak pernah mengalami. Aku pernah. Dan itu cukup membuatku sakit hati sampe2 aku nangis di depan mama. Air mata pertama saat SMA (cie). Tidak dibutuhkan memang perasaan yang berusaha kita hindari. Semua orang ingin merasa dibutuhkan. Lalu aku sampai pada kesimpulan, 'be grateful' memang sesuatu yang harus kita lakukan. Terkadang kita merasa bahwa kita adalah orang paling sengsara, paling menyedihkan di dunia, tapi kenyataannya, ada yang sama atau bahkan lebih menderita dari kita. Tidak usah jauh-jauh sampai memikirkan rakyat Afrika, cukup lihat sekelilingmu. Bahkan sangat mungkin bahwa orang yang dekat denganmu memiliki perasaan kesepian dan tidak diinginkan. Jadi, buat semua murid-murid SMA di luar sana, berbahagialah kalau kamu termasuk dalam kategori 'orang yang dipilih'. Bagi yang tidak, berjuanglah! Jangan menunggu orang lain mendekatimu, perubahan harus dimulai dari dirimu. TETAP BERSEMANGAT!
NB : posting ini ditulis pada bulan Februari kemarin. Tapi karena banyak hal, baru bisa di-publish sekarang. Maaf ya :(
No comments:
Post a Comment