Monday, 21 October 2013

Masih

Cinta itu menyusahkan.
Cinta itu membawa kelemahan.
Cinta akan berakhir pada sakit hati.

Prinsip-prinsip itulah yang membawaku pada kesimpulan ini.
Aku harus melupakanmu.

Menghapus cinta yang tak jelas ujungnya ini, membuang perasaan sepihak ini.
Memang akan susah, tapi aku akan berusaha.

Lama aku bergumul dengan hati kecilku.
Berusaha menepis bisikan-bisikan menjerumuskan, berkecamuk dengan pikiran dan perasaan yang tak sejalan.

Dan saat itu pun tiba.
Saat di mana aku mendeklarasikan pada dunia kecilku,
aku telah melupakannya.

Hari-hariku berjalan mulus tanpa beban.
Tak ada lagi waktu untuk memikirkan senyum manismu.
Tak ada lagi kesempatan bagi sosokmu untuk terbesit di pikiranku.

Kemudian,
kamu pun datang kembali.
Dengan segala keramahan dan kebaikan hatimu.
Bersama kekonyolan dan kecerobohanmu yang membuatku tertawa.
Aku kira aku pasti bisa menanggapinya layaknya seorang teman.
Ingat,
Aku sudah melupakannya.

Atau setidaknya itulah yang selalu kupercaya.

Ternyata aku gagal.
Aku tidak pernah berhenti mencintainya.
Berhenti memikirkan dia, bukan berarti aku sudah benar-benar melupakannya.
Hanya keangkuhan dan sifat keras kepalaku yang menolak dia.
Walaupun sesungguhnya hatiku meronta,
tak ingin dipaksa untuk berhenti mencinta.

Dan ketika pemicu itu muncul kembali,
robohlah semua benteng pertahanan itu.

Terkadang,
kudapati diriku terkadang masih memandangnya,
masih mengaguminya,
masih memikirkannya,
masih mengharapkannya,
.
.
.
masih mencintainya.

No comments:

Post a Comment