Wednesday 31 December 2014

Happy New Year Fellas!


What?? It's 2015 already?
Yeah, that's practically my reaction when I realized I've stepped into another new year. Then I start recalling about the past 2014. How many good memories I had compared to the bad ones. Well, I guess my 2014 is not that bad. It's definitely not the best year, but I had some memorable memories. The best part : I've got some amazing and crazy new friends, good grades, and unforgettable experiences. Sadly, I've been through hard moments when I felt useless and unwanted. But that's all happened last year.

Honestly, I'm not ready for a new year. I just feel like time flies so quickly. New year means I get older. New year means my time in high school gets shorter. I don't want to graduate yet. I think I'm not ready to step into a more-mature-world. I don't want to go to the university. Yet.
However, I can do nothing. The clocks keep ticking and there's no way to go back. Just hoping that I can do something meaningful this year, graduating from high school with pride, and living an independent life with full responsibility. Wish me luck in my adventure to the adult world! :D

So, are you ready for 2015? You better be. I hope your 2015 is full of happiness and awesomeness!

Tuesday 30 December 2014

Start Living

#prayforairasiaQZ8501

Hashtag itu pasti jadi trending topic di berbagai media, terutama di Indonesia. Semua channel TV terus memberitakan tentang hilangnya pesawat Air Asia QZ 8501. I feel really sorry for all the passengers and their families, tapi satu hal yang bikin aku makin sedih adalah peristiwa ini begitu dekat dengan aku. Beberapa penumpang pesawat itu adalah temenku dan ada juga kenalan orang tuaku. Aneh rasanya, tiba-tiba mendengar orang yang kamu kenal terkena kecelakaan dan disiarkan di semua channel TV nasional, bahkan sampe masuk berita internasional. Aku merasa seperti kematian semakin dekat.

Karena peristiwa itu, aku jadi mulai berpikir, gimana kalo aku yang jadi penumpang pesawat itu? Apa aku udah siap untuk meninggalkan dunia ini? Apa yang selama ini udah aku lakukan sewaktu hidup? Then I realize, I've done nothing. Selama ini aku hanya menjalani kehidupan yang normal. Sekolah, jalan sama temen, makan, tidur, males-malesan. That's it. Ngebanggain orang tua? Aku rasa nilai bagus di sekolah aja ga cukup buat ngebanggain orang tua. Yang paling penting, aku belum pernah melakukan sesuatu yang membuat diriku sendiri bangga.

Waktu aku lagi di toko buku, aku ngeliat sebuah buku yang berjudul Who Will Cry When You Die? Sewaktu baca judul buku ini, aku sempet mikir juga, iya ya, emang kalo aku mati siapa yang bakal nangis? Berapa orang yang bakal bener-bener kehilangan aku?
Di dalam buku itu dijelasin, bahwa dalam hidup, kamu jangan cuma mikirin seneng-seneng, jadi orang kaya dan terkenal, tapi yang lebih penting adalah membangun relasi. Jangan cuma berteman biar bisa gaul dan terkenal, tapi carilah sahabat. Bertemanlah yang tulus, supaya nanti waktu kalian udah nggak di dunia ini lagi, kalian bener-bener merasa lega dan bahagia. Buatlah hidupmu bermakna, sehingga nggak ada lagi penyesalan ketika waktumu sudah habis. Quote ini mungkin bisa dijadikan motivasi dalam hidupmu :

"When you were born, you cried while the world rejoiced. Live your life in such a way that when you die the world cries while you rejoice."

So, what are you waiting for? Stop existing, start living! ;)

Saturday 20 December 2014

Random Quote #7


" Lepaskan daripada memaksakan.
Ikhlaskan daripada menyakitkan.
Relakan daripada harus berjuang sendirian."

Thursday 9 October 2014

IPA vs IPS (dan Bahasa)


Kalian yang udah SMA pasti tahu kan permusuhan antara jurusan IPA dan IPS? Entah dari jaman kapan, yang pasti sampe sekarang yang namanya anak IPA dan IPS itu nggak pernah akur. Ada aja yang dijadin bahan ejekan. Anak IPS pasti bilang, “Kita ini anak IPS calon-calon bos. Kalo anak IPA cuma bisa jadi bawahan kita!” Kemudian anak IPA yang ga terima bales, “Anak IPS kalo ga ada anak IPA ga bisa apa-apa. Bayangin pabrik kalo ga ada teknisi, pasti tutup! Kalo anak IPA buka apotek sendiri juga bisa, ga butuh anak IPS!”

Anak Bahasa ke mana?
Di mana-mana yang terkenal itu persaingan antara IPA dan IPS. Ga ada yang pernah bilang permusuhan antara anak IPA dan Bahasa ato IPS dan Bahasa. Lalu selama ini anak Bahasa mendukung pihak yang mana? Berdasarkan penelitian yang aku lakukan (dalam mimpi), anak Bahasa seringnya jadi orang ketiga. Mereka adalah pihak netral, sekaligus penonton setia. Hal ini disebabkan karena dulu masih belum ada jurusan Bahasa. Waktu leluhur kita memulai persaingan antara jurusan IPA sama IPS, jurusan Bahasa masih belum diciptakan di Indonesia. Makanya, anak Bahasa biasanya ga ikut-ikutan persaingan ini. Tapi hal itu tidak bertahan lama. Entah karena anak IPS jiwa sosialnya tinggi ato mereka takut kalah jumlah sama anak IPA, mereka pun merekrut anak Bahasa ke dalam geng-nya. Jadilah di abad ke-20 ini, persaingan nggak lagi antara IPA dan IPS, tapi antara IPA melawan IPS dan Bahasa. Nggak adil? Biasa. Dunia ini memang tidak adil.

Siapa yang mulai duluan?
Sayangnya aku ga punya mesin waktu dan ga punya kemampuan time travel, jadi aku ga bisa nyari informasi ke masa lalu tentang siapa yang memulai persaingan sengit ini. Tapi berdasarkan pengamatanku selama ini, seringnya sih anak-anak IPS yang mulai. Aku sama sekali nggak bermaksud ngejelek-jelekin anak IPS. Mungkin ini cuma terjadi di sekolahku. Biasanya anak IPS yang mulai ngompor-ngomporin. Misalnya waktu anak IPA ngelawan anak IPS main basket pas ada class meeting. Kalo anak IPA ngelakuin pelanggaran dikit aja, pasti pendukung tim IPS bakal ngatain anak IPA habis-habisan. Sedangkan anak IPA? Anak IPS mau ngapain aja, mereka cuma bisa pasrah.
Emang sih, anak-anak IPS jauh lebih rame daripada anak IPA. Mungkin sifat itu yang bikin anak IPS suka mulai cari gara-gara duluan. Habisnya mereka kalo ada masalah pasti langsung diceritain ke semua orang. Sementara anak IPA yang lebih diem, pasti disimpen sendiri-sendiri. Cuma bisa ngomel-ngomel dalam hati.

Lalu siapa yang menang?
Sampe sekarang, masih belum bisa ditentuin pemenang lomba ini siapa. Anak IPA pasti bilangnya IPA menang lawan IPS dan Bahasa. Mereka ngerasa dengan jadi anak IPA berarti mereka secara umum lebih pinter. Kalo milih jurusan pas kuliah, anak IPA juga bisa masuk ke semua jurusan. Itu mungkin yang mendasari anak-anak IPA suka agak sombong. Begitu juga sebaliknya, anak IPS dan Bahasa pasti ngerasa kalo mereka menang ngelawan IPA. Bagi mereka, jiwa sosial adalah yang terpenting. Dalam dunia kerja, kemampuan sosial lebih penting daripada intelektual. Bener juga sih. Tapi tetep aja, dengan kemampuan intelektual pas-pasan, kalian ga akan bisa diterima di perusahaan besar.

Kesimpulannya, meskipun pertandingan ini telah terjadi selama berpuluh-puluh tahun, masih belum bisa ditentuin juga pemenangnya. Karena ternyata masing-masing jurusan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anak IPA emang pinter, tapi kebanyakan dari mereka ga pinter ngomong. Sedangkan anak IPS dan Bahasa mungkin nggak sejago anak IPA dalam pelajaran eksak, tapi mereka jago banget ngomong dan super PD. Maka dari itu, pertandingan antara IPA vs IPS dan Bahasa diputuskan SERI!

So, buat kalian yang udah SMA, jurusan apapun kalian, jangan pernah ngejek-ngejek jurusan lain. Seperti manusia, jurusan pun tidak ada yang sempurna (cie). Semoga pertarungan antara IPA, IPS, dan Bahasa ini bisa cepet berakhir ya :”) 

Wednesday 8 October 2014

Random Quote #6

Just because we don't talk anymore doesn't mean
I don't think about you. I'm just trying to distance myself 
because I know I can't have you.

Friday 3 October 2014

Beasiswa

Oke, sebelum aku dianggap PHP, aku mau menekankan bahwa posting ini BUKANLAH posting tentang CARA MENDAPATKAN BEASISWA! Aku aja pingin dapet beasiswa gak dapet-dapet, kok mau ngasih tips (hiks). Jadi, bagi yang mengharapkan tips-tips biar bisa dapet beasiswa, silahkan kecewa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. Beasiswa ini ada macem-macem bentuknya, yang paling populer adalah beasiswa akademik, non-akademik, dan finansial. Seperti definisinya, beasiswa adalah bantuan keuangan. Jadi secara tidak langsung, beasiswa seharusnya diberikan oleh anak dengan keadaan finansial yang kurang memadai.

Misalnya, si Bunga pinter menggambar. Karya-karyanya sering banget menang di lomba-lomba mulai tingkat RT sampe tingkat nasional. Tapi, sekarang Bunga lagi galau. Temen-temennya udah pada sibuk daftar universitas, sedangkan dia masih bingung mau kuliah di mana. Sebenernya dia pingin masuk jurusan fashion design. Kalian tau sendiri lah, kalo masuk jurusan fashion design itu pasti mahal banget biaya kuliahnya. Meskipun orang tua Bunga sebenernya berkecukupan, tetep aja mereka ga punya uang cukup buat nguliahin Bunga di sekolah fashion yang bagus. Suatu hari, dia baca sebuah poster di jalan tentang beasiswa kuliah fashion di Paris. Untung aja Bunga punya banyak prestasi. Akhirnya, Bunga apply beasiswa itu dan puji Tuhan keterima! Terima kasih klinik Tong Fang :D (lho) Sori jayus. Intinya, kalo mau dapet beasiswa harus berprestasi.

Masalahnya sekarang, mulai banyak orang yang memang berprestasi tapi nggak pantes dapet beasiswa. Kok bisa? Karena mereka udah kaya. Namanya beasiswa kan bantuan keuangan. Ngapain minta bantuan keuangan kalo orang tua mereka malah butuh bantuan buat buang uang? Kasian anak yang prestasinya kalah banyak sama anak orang kaya. Padahal mereka udah ngarep banget bisa sekolah di universitas bagus, eh kesempatannya diambil sama orang yang pingin dapet beasiswa cuma karena gengsi. Emang keren sih dapet beasiswa, berasa pinter banget gitu. Tapi apa kalian nggak mikirin nasib anak yang uangnya ga sebanyak kalian?

Tenang aja, sekarang ini banyak universitas yang juga memperhitungkan kondisi keuangan orang tua. Jadi bagi kalian yang takut kalah bersaing sama anak orang kaya, ga usah terlalu khawatir, peluang kalian sama kok ;) Itu aja curhat singkatku kali ini. Gimana dengan kalian? Pernah ngerasain hal kayak gini juga? Ato punya cerita nyebelin lainnya berkaitan dengan beasiswa? Yang pasti, jangan pernah takut buat apply beasiswa. Ga ada salahnya mencoba kan? Siapa tahu anda cukup beruntung. Selamat berjuang untuk masa depan yang lebih cerah! :D


Thursday 11 September 2014

That Stranger (I)


Bandara Soekarno-Hatta, Indonesia

Waktu itu jam baru menunjukkan pukul 05.00 pagi, tapi dia sudah berada di bandara, menunggu penerbangannya ke Singapura untuk berlibur. Dia di sana bersama keluarganya. Sambil menunggu, dia mengeluarkan handphone-nya. Setelah bosan mengutak-atik handphone, ia hanya duduk memerhatikan orang-orang di sekitarnya. Dilihatnya kedua orang tua dan adiknya masih sibuk dengan handphone masing-masing. Begitu juga dengan kebanyakan orang yang menunggu di sana. Tiba-tiba matanya menangkap suatu pemandangan yang tidak biasa. Seorang lelaki berwajah cukup menarik dengan hem kotak-kotak berwarna biru dan celana jins panjang sedang duduk sendirian, menjauh dari keramaian. Diam-diam, ia menilai penampilan laki-laki itu. Ganteng juga cowok itu. Hidungnya mancung, matanya bagus, alisnya tebel, badannya juga proporsional. Kira-kira dia udah punya pacar nggak ya? "Kak, ayo cepetan! Nanti ditinggal pesawat lho," seru adiknya tiba-tiba. Mau tidak mau, dia menghentikan proses "penjurian"-nya. Segera ia bangkit dan bergegas menuju boarding gate, mengikuti adiknya. Namun, di sela-sela perjuangannya menerobos kerumunan orang, ia masih menyempatkan diri melihat lelaki itu dari ekor matanya. Tampak lelaki itu berbeda dengan orang kebanyakan. Ia tidak berusaha menjadi yang pertama masuk ke boarding gate. Malah, ia hanya berjalan santai mengikuti arus. Jarak antara lelaki itu dan dia pun semakin jauh sampai akhirnya lelaki itu hilang di tengah keramaian.

Changi Airport, Singapura

Dua jam perjalanan memang terkesan sebentar. Tapi, untuk orang dengan fobia ketinggian mungkin itu adalah cobaan hidup. Tidak terkira betapa leganya dia ketika menginjakkan kaki di darat setelah penerbangan selama "dua jam yang mempertaruhkan nyawa". Kemudian, dia mengikuti prosedur umum : melewati proses imigrasi. Setelah lolos, ia pun menuju tempat pengambilan bagasi. Diamatinya setiap koper yang lewat di depannya. Anehnya, lagi-lagi matanya menangkap sosok yang tidak asing. Laki-laki itu. Laki-laki ganteng dengan hem biru kotak-kotak. Tanpa sengaja mata mereka bertemu. Dia pun segera memalingkan mukanya, tidak mau dianggap norak ataupun menakutkan. Namun, diam-diam ia masih melirik ke arah laki-laki itu. Tak lama kemudian, lelaki itu telah mendapatkan kopernya dan bergegas pergi. Dalam hati dia sedikit kecewa, masih belum puas memandangi sosok berbaju biru kotak-kotak itu. Sesaat muncul pikiran gila, apa ini yang namanya jodoh? Tapi segera ditepisnya pikiran itu, tak mau liburannya terganggu oleh hal yang tidak jelas. Segera setelah mendapatkan kopernya, ia dan keluarganya pergi ke hotel mereka. The holiday has just begun!

Harbour Front MRT Station, Singapura

Singapura memang kota maju, tapi penduduknya sama sekali tidak sombong, terutama dalam hal berkendara. Beda sekali dengan Indonesia. Mobil dan motor senantiasa memenuhi seluruh ruas jalan. Di Singapura, masyarakatnya lebih memilih untuk berjalan kaki atau menaiki kendaraan umum. Tak terkecuali dengannya. Untuk menghemat uang, dia dan keluarganya memilih untuk berjalan kaki atau naik MRT. Tapi akibatnya, kaki jadi pegel semua karena tidak terbiasa berjalan kaki. Ditambah lagi, kakinya kesleo ringan setelah jatuh di tangga hotel. Sakitnya sampai kaki rasanya mau putus. “Aduh, kenapa MRT-nya nggak dateng-dateng sih!” rutuknya perlahan. Menunggu memang bukan kegiatan favoritnya, apalagi menunggu dengan kondisi kaki yang “tidak layak”. Seakan kaki saja yang capek tidak cukup, handphone-nya juga ikut-ikutan capek. Bisa dibayangkan, menunggu tanpa ditemani handphone di era modern ini seperti cacing kepanasan, gelisah, tak tahu harus berbuat apa untuk menyibukkan diri. Di sela-sela kegelisahannya, matanya melihat baju biru kotak-kotak yang sangat familier. Lagi-lagi dia! Kalo di film sih, biasanya cowok itu bakal ngajak aku kenalan. Terus kita tukeran nomer HP, jadian, dan hidup bahagia selamanya, batinnya sambil senyum-senyum sendiri. “Heh! Ngapain kamu senyum-senyum sendiri! Dasar gila! MRT-nya bentar lagi dateng tuh.” seru adiknya sambil memukul lengannya, menghancurkan imajinasinya. Reflek, ia pun membalas pukulan adiknya. “Enak aja, kamu itu yang gila!”
Ketika dia sedang sibuk berdebat, MRT yang akan ditumpanginya datang. Ia pun menghentikan perdebatannya dan menunggu penumpang turun sambil mengambil posisi sedekat mungkin dengan pintu MRT agar dia bisa cepat masuk. Dilihatnya, lelaki itu tidak bergeming. Dengan sabar, atau lebih tepatnya cuek, dia menunggu setiap penumpang yang turun. Kemudian dengan tenang masuk ke MRT sesuai giliran. Laki-laki itu memang berbeda dengan orang kebanyakan. Dia tidak pernah terburu-buru ataupun berdesak-desakan. Ia selalu mengikuti arus. Begitu juga ketika di dalam kereta, ia memilih menjauh dari kerumunan orang yang berdesakan di dekat pintu kereta.

Sejak pertemuan di stasiun MRT itu, ia tidak pernah lagi secara kebetulan bertemu dengan lelaki itu. Liburannya yang seru juga membuat dia lupa tentang si baju biru kotak-kotak. Tapi itu hanya sesaat. Terkadang, ia masih teringat dengan beberapa pertemuannya yang sangat tidak masuk akal jika dianggap kebetulan. Apa ini takdir? Masa dia jodohku? Kalo iya, nggak apa-apa sih. Habisnya dia ganteng sih!

Wednesday 10 September 2014

Kisah Tentang Hujan (II)


Udah baca bagian pertama? Kalo belum, baca dulu ;)

Gadis itu dulunya sangat membenci hujan. Baginya, hujan adalah hukuman dari Tuhan supaya dia tidak terus-terusan pergi bersama teman-temannya, tetapi belajar di rumah. Namun, seulas senyum manis dari pemuda tak dikenal mengubah persepsinya tentang hujan. Kini, diam-diam ia menantikan “hukuman” itu. Membayangkan bagaimana hujan mempertemukan mereka dan bermimpi lain kali hujan akan mempertemukan mereka kembali.

“Milly! Kamu udah kerja PR Matematika?” Merasa ditanya, gadis itu pun menjawab, “Emang kita ada PR?” “Ada, dodol! Ayo cepet nyari contekan, 5 menit lagi bel nih,” jawab si gadis penanya yang bernama Tia tersebut. Milly pun segera mengikuti Tia mencari jawaban PR Matematika.

“Mil, tumben kamu tadi nggak kerja PR? Biasanya kamu rajin banget kerja PR.” tanya Tia. “Aku lupa nih, kamu nggak ngingetin sih,” jawab Milly santai. “Nggak salah nih? Kan biasanya kamu yang ngingetin aku. Kamu kenapa sih? Jangan-jangan udah ada gebetan baru ya?” goda Tia. Entah kenapa, Milly menjadi salah tingkah. Mukanya memerah dan ia hanya bisa tersenyum malu. Melihat tingkah laku sahabatnya yang tidak wajar, Tia mengerti bahwa tebakannya benar. “Siapa namanya? Anak sekolah ini? Kamu kok nggak pernah cerita sih,” tanya Tia menginvestigasi. “Gimana mau cerita, aku aja nggak tahu namanya. Aku juga nggak tahu dia sekolah di mana,” jawab Milly lesu. “Hah? Kamu bercanda, Mil? Jangan-jangan kamu ketemu cowok itu di mimpi. Hahaha..” Sebuah cubitan langsung mendarat di lengan Tia. Bukannya kesakitan, tawa Tia malah semakin menjadi-jadi. Mau tak mau, Milly juga ikut tertawa, meskipun dalam hati ia agak setuju dengan perkataan Tia bahwa mungkin laki-laki manis itu memang hanya bisa ia impikan saja.

Lagi-lagi hujan. Padahal bel pulang sekolah baru saja dibunyikan. Akibatnya, banyak murid-murid yang terpaksa menunggu hingga hujan reda, termasuk Milly. Sambil menunggu, ia mengamati guyuran hujan itu dan pikirannya pun langsung tertuju pada seorang pemuda berlesung pipit dengan senyum yang manis. Tiba-tiba, muncul pemikiran gila dalam otaknya, kalau sekarang aku ke perpustakaan, apa aku bisa ketemu lagi sama dia? Tapi akal sehatnya masih berfungsi, gila kamu, Mil! Kamu kira ini sinetron? Ia pun memutuskan untuk tetap menunggu hingga hujan reda. Meskipun dari luar ia tampak tenang, sebenarnya dalam benaknya terjadi perang antara perasaan dan logikanya. Tidak sampai 5 menit, perasaannya menang. Tanpa berpikir lagi, ia langsung membuka payungnya dan menerjang hujan yang masih turun deras. Sesampainya di perpustakaan, Milly tidak menemukan pemuda itu. Ia kecewa, namun memutuskan untuk menunggu di dalam perpustakaan. Diambilnya sebuah novel roman, kemudian duduk di salah satu kursi. Tak seperti biasanya, sebuah novel pun tak mampu menenangkannya. Setelah 20 menit membaca, ia memutuskan untuk pulang saja. Namun, di depan perpustakaan, dia melihat seorang lelaki yang wajahnya tak asing lagi. Melihatnya, lelaki itu tersenyum, memamerkan lesung pipit yang manis. “Hai, nggak nyangka bisa ketemu kamu lagi di sini,” sapanya, masih tersenyum. Milly hanya membalas dengan senyuman. “Masih nggak mau pinjem payung?” tawarnya sambil menyodorkan payung. Milly menggeleng, “Nggak usah, aku udah bawa payung kok.” “Ooh,” jawab lelaki itu singkat, terdengar sedikit kecewa. Kemudian timbul keheningan di antara mereka. Di satu sisi, Milly tidak rela meninggalkan lelaki itu. Di sisi lain, lelaki itu tidak terlihat ingin beranjak. “Omong-omong, kita belum kenalan. Aku Milly. Namamu siapa?” tanya Milly memecah keheningan. “Kevin. Namaku Kevin,” jawab lelaki itu sambil menjulurkan tangan mengajak bersalaman. Tak lupa senyum manisnya ia pertunjukkan. Milly menanggapi ajakan bersalaman itu. Jantungnya berdegup sangat kencang ketika tangannya menggenggam tangan Kevin. “Berarti sekarang kita temenan, kan? Boleh minta nomor HP atau pin BB kamu?” tanya Kevin tiba-tiba. Entah karena terpesona oleh  senyum Kevin atau memang pikirannya sedang tidak waras, Milly langsung memberikan nomor handphone-nya. “Thanks. Nanti kalo aku telepon, diangkat ya,” kata Kevin, senyumnya yang manis masih bertahan di wajahnya. Tanpa terasa hujan sudah reda. Bersamaan dengan itu, mereka pun berpisah, kembali ke rumah masing-masing. Saling melambaikan tangan dengan senyum yang terus merekah.

Seperti sudah ditakdirkan, hujan kembali mempertemukan mereka. Apa ini yang namanya jodoh?

- END -

Wednesday 3 September 2014

Random Quote #5

"Jangan sengaja pergi biar dicari.
Jangan sengaja lari biar dikejar.
Berjuang tak sebercanda itu."
Sudjiwo Tedjo

Monday 18 August 2014

Random Quote #4

"People often say motivation doesn't last.
Neither does bathing—that’s why we recommend it daily."
Zig Ziglar

Sunday 17 August 2014

Happy Independence Day, INDONESIA!


Nggak kerasa, udah 69 tahun berlalu sejak Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Nggak kerasa juga, udah 7 kali aku ikut upacara 17-an. Sangat tidak menakjubkan, bukan? Mungkin aku bisa dibilang beruntung bisa hidup selama 17 tahun di Indonesia tanpa pernah merasakan penjajahan. Tapi, kadang aku juga mikir, apa setelah merdeka Indonesia bener-bener bahagia? Meskipun udah nggak ada lagi tentara-tentara asing yang jalan-jalan sambil bawa senapan, apakah Indonesia udah bener-bener merdeka?

Semua orang juga tahu kalo Indonesia punya banyak banget masalah yang belum ditemukan jalan keluarnya. Mulai dari kemiskinan, bencana alam, sampe pemerintah yang gak bosen-bosen korupsi. Apa 69 tahun dan 6 presiden kurang? Pendapatku mungkin gila dan sotoy, tapi aku rasa lebih baik Indonesia dijajah lagi aja. Buktinya, waktu dijajah sama Inggris, rakyat Indonesia nggak sengsara-sengsara banget kan? Malah tambah maju. Emang semua orang pasti menginginkan kemerdekaan, tapi apa salahnya dijajah jika itu demi kebahagiaan Indonesia?

Itu semua cuma opiniku, aku nggak maksa kalian untuk menerima. Lagian, bukan itu yang pingin aku bahas di posting kali ini :p Sebenernya, aku menulis posting ini untuk memotivasi kalian (cie). Indonesia udah merdeka, walaupun kenyataannya masih "dijajah" oleh rakyatnya sendiri. Gimana dengan kalian? Apa kalian udah lepas dari penjajahan mantan? Kalo kalian males ato susah lepas, mungkin momen perayaan kemerdekaan ini bisa kalian gunakan sebagai momen kemerdekaan diri kalian. Bukan berarti kalian harus memberontak, keluar dari rumah, dan jadi backpacker gitu. Paling nggak, kalian udah bisa mandiri. Harus bisa mikir, kalian itu sekolah, mau gak mau harus belajar. Jangan main terus, pacaran terus. Kalian juga nggak usah galau-galauan lagi. Apalagi kalo galaunya sampe bikin kalian males ngapa-ngapain. Inget juga, masa depan Indonesia tergantung pada generasi mudanya. Kalo sekarang aja kalian nggak bisa "merdeka", gimana kalian bisa membuat Indonesia bener-bener merdeka?

Untuk mengakhiri posting yang sedikit ambigu ini, sekali lagi aku ucapkan, HAPPY INDEPENDENCE DAY, MY BELOVED COUNTRY, INDONESIA! I LOVE YOU SO MUCH!!
Dan buat kalian-kalian yang baca posting ini, BE INDEPENDENT! ;)

Saturday 16 August 2014

Random Quote #3

"Because when something is broken,
someone may be able to fix it. But it will never be the same.
That's why it's called a broken heart."

Wednesday 13 August 2014

I miss us

Walaupun judulnya kedengaran mellow, tapi ini bukan posting galau. Sedikit galau sih, tapi yang pasti bukan galau tentang cinta dan cowok ;) Sekarang ini, seharusnya aku kerja tugas dan belajar biologi karena besok ada kuis. Berhubung tugas udah selesai dan terlanjur buka laptop, sekalian posting di blog aja. Menulis jauh lebih menarik daripada belajar, walaupun masih kalah menarik dibanding tidur dan nonton drama korea (hehe).

Okay, back to the topic, di posting ini aku mau sharing tentang perasaan kangenku sekarang. Seperti yang telah aku tulis di posting sebelumnya, aku lagi dalam masa kangen sama kelasku yang lama. Emang orang kalo udah terlanjur nyaman, pasti ogah disuruh pindah. Tapi aku bisa apa? Cuma bisa berharap kelasku yang sekarang bisa sama serunya ato bahkan lebih seru daripada kelasku yang dulu. Bagiku, kelas XI yang dulu adalah kelas terbaik. Aku belum pernah bisa akrab dengan semua temen sekelas. Meskipun kelasku yang sebelumnya juga seru, tapi aku pasti gak bisa akrab dengan semua anak kelas. Ada aja yang cuma sekedar kenal dan nyapa. Tapi, di kelas XI ini, kita rasanya udah kayak keluarga. Kita nggak membeda-bedakan temen, jadi kalo mau duduk di kelas, sama siapa aja oke. I really miss DISCOTIX!

Selain kangen sama kelas XI, tiba-tiba aku jadi keinget kelas VIII lagi. Dan kangen lagi sama temen-temen, guru-guru, dan kegiatan waktu SMP. Kangen banget bikin masalah di kelas, ngelakuin hal yang malu-maluin, dan ngerjain guru. Kangen banget yang namanya nge-band. Intinya, kangen banget sama SMP! Tapi setelah dipikir-pikir, mungkin aku cuma kangen dengan pujian yang aku terima waktu SMP. Dulu, aku ikut band dan sering lomba, aku ngerasa bahwa aku berprestasi dan bisa membanggakan sekolah. Sekarang? Gimana mau ikut lomba, ikut pengayaan aja males. Kalo di SMP, semua guru, staf TU, karyawan, sampai satpam, bahkan kepala sekolah pun kenal aku. Kalo di SMA, bisa dikenal sama guru yang ngajar kamu aja udah untung.

Mungkin dari curhatku di atas, kalian ngira aku orang yang gila hormat. Tapi siapa sih yang gak suka dihargai? Siapa yang nggak suka dipuji? Mungkin selama ini aku terlalu sering berada di 'atas', makanya jadi kaget waktu tiba-tiba harus mulai dari bawah lagi. Bahkan setelah 2 tahun lebih sekolah di SMA, aku masih belum bisa bener-bener beradaptasi dengan posisi 'tengah-tengah'. Masih suka kangen dipuji-puji dan jadi terkenal walaupun cuma di sekolah. Gimana dengan kalian? Pernah kangen dengan masa-masa SMP? Ato cuma aku aja yang cinta banget sama SMP? :")

Friday 8 August 2014

Wednesday 6 August 2014

Random Quote #1

Tears can sometimes be more special than smiles.
For smiles can be given to anyone,
but tears are only shed for the person you love.

Tuesday 29 July 2014

Mencintaimu

Mencintaimu bukanlah sesuatu yang bisa kuhindari. Meskipun sudah berulang kali kukatakan pada diriku untuk berhenti melihatmu, tak dapat kucegah jantungku yang berdebar lebih cepat ketika aku mendengar suaramu. Aku terus meyakinkan diriku bahwa kau tidak baik bagiku. Sifatmu yang keras kepala dan cuek, bukanlah kombinasi yang tepat untuk menaklukkan hati seorang wanita. Namun, harus kuakui, aku tertarik padamu karena alasan yang tidak kumengerti. Apakah itu matamu? Senyummu? Atau sikapmu?

Mencintaimu seperti menaiki roller coaster. Menegangkan dan penuh kejutan. Terkadang kau membuatku melambung tinggi,  setelah itu kau jatuhkan aku tanpa peringatan. Mencintaimu seperti masuk ke dalam rumah kaca. Aku merasa kau ada di sekelilingku, tapi itu semua adalah semu, hanya pantulan dari dirimu. Yang pasti, mencintaimu itu abu-abu. Aku tak bisa paham, apakah kau benar mencintaiku atau hanya pura-pura? Anehnya,  aku terus mengikutimu dalam ketidakjelasan ini. Aku bisa saja lari, namun aku tak mau. Karena di samping sakit yang kau berikan, masih ada kebahagiaan yang membuatku bertahan. Dan aku tidak tahu apakah aku bisa sebahagia ini jika melepaskanmu?

Kata orang, cinta seharusnya tidak menyakiti. Lalu, apakah mencintaimu itu salah? Aku tahu aku seperti orang bodoh yang mau hidup dalam ketidakpastian. Entah sudah berapa kali sakit hati aku rasakan, yang aku lakukan hanya tetap bertahan. Meyakinkan diriku sendiri bahwa aku cukup kuat. Tapi, bodohkah aku yang menginginkan kebahagiaan? Atau haruskah aku melepaskanmu?

Saturday 26 July 2014

Tahun Ajaran Galau

Kayaknya udah lama aku nggak curhat di blog ini. Beberapa posting terakhir yang aku tulis kebanyakan berisi motivasi atau komentarku tentang sesuatu. Mungkin ada yang berpikir kalo akhirnya aku nggak galau lagi. Atau ada yang berpikir kalo aku malu curhat di blog ini. Semua itu SALAH! Aku kadang-kadang masih suka galau dan aku sama sekali nggak malu buat curhat lewat blog (bukan berarti aku gak punya malu). Maka dari itu, aku akan memulai sesi curhat.

Seperti yang kalian tahu (atau tidak), aku baru aja memulai tahun ajaran baru. Tahun ajaran baru berarti kelas baru. Kelas baru berarti temen-temen baru. Lumayan seneng sih, soalnya anak-anak di kelasku kelihatannya cukup seru dan yang pasti bukan sarang anak "freak" (muahaha). Tapi tetep sedih juga, habisnya aku nggak sekelas lagi sama temen-temen gilaku. Akibatnya, kalo istirahat pasti pergi ke kelas lain. Jalan sama anak kelas lain. Hal ini udah jadi semacam siklus tahunan. Tiap kali naik kelas, pasti aku gak sekelas sama temen deketku. Aku selalu dipaksa untuk keluar dari zona nyaman. Harus cari temen baru, males dan nyusahin banget. Ini salah satu alasan galauku, galau cari temen baru.

Hal lain yang bikin galau adalah kenyataan bahwa aku jomblo. Sebenernya aku bahagia sih jadi jomblo, tapi yang bikin sedih dan kepikiran adalah hampir semua temen deketku udah punya pacar (hiks). Bisa dibayangin, orang yang biasanya nemenin aku waktu istirahat, satu persatu hilang dibawa pacarnya. Aku bahagia mereka dapet pacar, cuma satu yang ada di pikiranku, TERUS AKU SAMA SIAPA? Kadang-kadang aku ngerasa agak forever alone gitu, mendambakan seorang pacar (ciye). Tapi di sisi lain, aku males pacaran juga. Hari-hari ku pun diwarnai dengan kegalauan 'gak-pingin-jomblo-tapi-gak-mau-pacaran'.

Aku cuma bisa berharap bisa segera keluar dari jeratan galau ini. Habisnya sekarang aku udah kelas 12, udah memasuki masa awal stress berkepanjangan akibat ujian. Udah cukup stress gara-gara pelajaran, gak perlu ditambah galau-galauan lagi. Semoga aku bisa menemukan teman baru yang sama-sama jomblo :D

Sekian dulu curhatku kali ini. Ini galauku, mana galaumu? ;)

Thursday 12 June 2014

Jomblo


Sebelum kalian meneruskan membaca posting ini, aku harus memastikan pandangan kalian tentang manusia tipe ‘jomblo’. Apakah kamu termasuk orang yang berpikir bahwa ‘jomblo’ itu beda sama ‘single’? Kalo iya, lebih baik diubah dulu deh. Mungkin emang banyak yang bilang kalo jomblo itu nasib, tapi single itu pilihan. Mau tau faktanya? Itu semua cuma BULLSHIT. Single itu bahasa Inggris dari satu, sendiri. Sedangkan jomblo adalah bahasa gaul dari single. Itu aja bedanya. Jadi tolong jangan membeda-bedakan jomblo sama single lagi.

Posting ini aku dedikasikan buat kalian yang sering diejek karena gak punya pacar alias jomblo. Aku membela kaum jomblo bukan karena aku sendiri juga jomblo, tapi aneh aja melihat kenyataan bahwa kaum jomblo selalu didiskriminasikan dan menjadi bahan ejekan. Biasanya orang-orang jomblo disamakan dengan orang gak laku. Itu sepenuhnya salah! Bahkan anak yang dianggep freak sesekolah aja punya pacar… yang gak kalah freak-nya. Tapi tetep aja punya pacar kan? Maka dari itu, aku ingin meluruskan pandangan manusia yang merasa jomblo adalah suatu kesalahan.

Secara umum, jomblo dibagi menjadi 3 jenis :
1. Jomblo Sejati
Jomblo tipe ini adalah orang yang memang jomblo karena nasib. Biasanya gak ada yang mau ndeketin dia, ato mau ndeketin tapi takut. Orang-orang yang menjadi jomblo sejati biasanya dianggep freak oleh orang-orang sekitarnya, kuper, dan gak cantik/ganteng-ganteng amat. Semacam orang yang ‘invisible’ gitu lah. Gimana mau punya pacar kalo temen aja bisa dihitung pake jari?
2. Jomblo Modus
Orang-orang yang mendapat predikat jomblo modus biasanya adalah orang yang cantik/ganteng. Kok bisa? Soalnya mereka kebanyakan yang deketin, jadinya bingung mau milih yang mana. Bisa juga mereka udah bahagia dengan punya banyak fans makanya males pacaran. Diduga, orang-orang yang merupakan jomblo modus adalah para PHP. Mereka mendapat kepuasan tersendiri ketika banyak cowok/cewek yang jatuh cinta sama dia. Kalo pacaran, pasti gak ada lagi yang mau deketin, calon korban PHP pun berkurang. Lebih baik jomblo aja deh.
3. Jomblo Khusus
Orang yang menempati posisi ini adalah orang yang memilih untuk jomblo karena alasan tertentu. Sampai saat ini, ada 3 alasan paling umum kenapa seseorang memilih untuk jadi jomblo :
  • Pernah disakitin. Ceritanya orang ini pernah disakiti sama mantan pacar ato mantan gebetannya. Entah diselingkuhin ato di-PHP. Yang pasti, dia sakit hati banget sampe-sampe dia lebih memilih jomblo karena takut disakitin lagi. Kebanyakan orang yang jomblo karena alasan sakit hati masih belum bisa move on.
  • Gak boleh pacaran sama ortu. Mungkin bagi kalian ini cuma alesan untuk nolak secara halus, tapi pada beberapa kasus, hal ini beneran terjadi. Kalo kalian ditolak karena alasan ini, coba cek orang tuanya dia. Siapa tau dia punya orang tua polisi ato tentara yang galak banget, makanya dia takut pacaran. Ato mungkin juga gebetan kalian itu anak yang penurut banget sama orang tua. Jadi orang tuanya ngomong apa harus diturutin ato dia bakal jadi anak durhaka.
  • Jomblo HTS-an. HTS adalah hubungan tanpa status. Jalan ini dipilih oleh orang yang gak punya pendirian tetap dan belum dewasa. Ini merupakan cara yang paling tepat untuk jadi jomblo, tapi kayak gak jomblo. Hampir mirip kayak orang pacaran, bedanya kalo udah bosen boleh cari yang lain. Gak usah ribet mutusin segala. Kalian jangan pernah sekali-kali menjalani hubungan absurd ini. Bisa aja kalian cuma dijadiin cadangan kan?
Itulah jenis-jenis jomblo beserta penjelasannya. Sekarang kalian udah tau kan kalo jomblo itu gak selalu orang yang gak laku. Semoga dengan adanya posting ini, diskriminasi terhadap kaum jomblo bisa berkurang. Buat kalian yang jomblo, termasuk jomblo yang manakah kamu?

Why Girls Need Make Up and Boys Go to Gym

"Don't judge a book by its cover"

Kalian pasti udah sering denger pepatah itu, kan? Well, that's bull shit. Aku gak bermaksud menghancurkan keoptimisan kalian, tapi kenyataannya memang begitu. Memang sih, pepatah itu gak sepenuhnya salah, tapi bukan berarti kalian harus menghayati kutipan tersebut mentah-mentah kan? Untuk memahami arti sebenernya dari pepatah ini, kalian harus menggunakan logika dan iman kalian.

Pertama-tama, kita artikan pepatah tersebut secara harafiah, "Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya."
Bayangin di kehidupan nyata, emang ada orang yang mau beli buku dengan sampul seadanya? Misalnya, ada dua buah novel yang isinya sama, cuman yang satu cover-nya diedit super indah dan satunya cuma dijilid di tempat fotokopian pinggir jalan yang harganya 1500 rupiah sekali jilid. Mana yang kamu pilih? Pasti yang cover-nya bagus, kan? Bahkan dalam dunia buku, gak ada yang mau beli kamu kalo cover-mu gak menarik.

Sekarang kita aplikasikan pemahaman itu dalam dunia manusia. Sama aja, baik perempuan ato laki-laki, kamu bakal kesulitan cari jodoh dan temen kalo kamu gak bisa bikin "cover" kamu menarik. Bukan berarti kalian harus operasi plastik dan sedot lemak, paling nggak, kalian harus bisa bikin penampilan kamu enak diliat. Cuci muka tiap habis bangun, sisir rambut, pake baju yang layak, perhatiin bau badan dan bau mulut. Dan buat kalian yang merasa gendut, coba hitung dulu :

BB normal = tinggi badan (cm) - 100
BB ideal = tinggi badan (cm) - 100 - [10% x (tinggi badan - 100)]

Udah selesai ngitung? Kalo berat badan kalian masih normal, pertahankan! Mau diet ya gak masalah, tapi gak usah diet ekstrim. Cukup olah raga teratur dan makan normal pasti cepet kurus. Buat kalian yang berat badannya udah ideal ato bahkan kurang dari ideal, stop ngomong "aku gendut banget :(" , "harus diet mulai besok!" , dan kalimat-kalimat lain yang mengidentifikasikan kalo kalian itu kelebihan berat badan. That's pathetic! Kalian seharusnya bersyukur punya badan ideal, gak usah sok gemuk. Diet itu bukan tren.
Dan buat kalian yang beratnya lebih dari berat badan normal, start dieting! Jangan pernah pake kalimat "Don't judge a book by its cover" sebagai alesan! Untuk bisa tahu inner beauty kamu, seseorang harus kenal sama kamu dulu. You know what? Gak ada orang yang mau kenalan sama orang yang gak menarik! Cewek, ketika ketemu sama cowok overweight, kumal, dan bau, bakal langsung ill feel, walaupun sebenernya cowok itu baik banget. Sama juga dengan cowok, kalo liat cewek gendut, pakaiannya ketinggalan jaman, dan rambut acak-acakan, langsung kehilangan minat.

That's why girls need make up and boys go to the gym. Karena kenyataannya, nobody sees our inner beauty at the first sight! Kalo kita berpenampilan menarik, orang-orang bakal pingin kenalan sama kita, baru dari sana kita tahu siapa yang cocok sama kita dan yang nggak. Jadi, jangan sekali-kali menyepelekan penampilanmu. Penampilan itu penting untuk membuat orang lain pingin kenalan sama kita, sedangkan inner beauty juga penting untuk membuat orang yang udah kenal sama kita merasa nyaman. Gimana? Udah sadar? Aku tahu kenyataan memang pahit :') So, mulailah membuat dirimu lebih menarik. Good luck! :D

Sunday 8 June 2014

MAPOTIg (Most Annoying People On The Instagram)

Kalian pasti punya Instagram kan? Kalo gak punya, berarti kalian kurang gaul. Semua anak gaul pasti punya Instagram, termasuk yang nulis (huahaha). Jadi maaf untuk semua anak kurang gaul yang baca posting ini, kalo kalian kurang mengerti inti dari tulisan ini. Tapi aku akan berusaha membuat kalian keluar dari jurang ke-tidak-gaulan. Aku harap setelah membaca posting ini kalian segera mendownload Instagram. (amin)
Setelah beberapa tahun menggeluti dunia Instagram, ada beberapa hal yang bagiku super annoying. Di posting kali ini aku akan membahas beberapa jenis orang yang nyebelin di Instagram ato biasa disebut MAPOTIg (Most Annoying People On The Instagram).

1. Online shop yang account-nya di-private
Gimana gak sebel coba? Namanya orang jualan, berarti para calon pembeli harus tahu barangnya kan? Terus kenapa accountnya di- private? Emang kalian kira para calon pembeli bisa tahu barang yang kalian jual itu menarik ato gak cuma dari bio dan avatar kalian? Ato kalian takut gak ada yang follow? Kalian ini mau jualan ato mau nyari follower?
So, buat para pemilik online shop, pikir baik-baik. Gak usah private account Instagram kalian. It really lets us down. Kalian harus percaya diri dengan barang dagangan kalian. Kalo barang dagangan kalian menarik, pasti follower dateng dengan sendirinya. Gak usah jual mahal.

2. Shout out for shout out (sfs)
"Go follow @bajumurrahh! menjual baju-baju ter up to date impor langsung dari Korea! harganya juga murah guys. tunggu apa lagi? follow @bajumurrahh biar gak kudet!"
Kenal kalimat-kalimat kayak gitu? Ato mungkin udah muak baca kalimat sejenis itu? Aku juga. Super duper annoying. Tiap buka home, pasti isinya posting sfs semua. Udah gitu kalo sfs gak adat, bisa tiap menit 1. Para pemilik online shop, aku follow account kalian karena aku tertarik sama barang yang kalian jual, bukan buat cari informasi tentang online shop lain. Please, jangan sering-sering sfs! Mending banyakin posting produk kalian sendiri, biar yang beli makin banyak.

3. Jualan tapi gak ngasih harga
Sebenernya ini gak annoying banget sih, tapi tetep aja bikin sebel. Sebagai penjual yang baik, kalian para pemilik online shop harusnya minimal mencantumkan harga produk. Untuk info yang lain semacam fungsi, ukuran, warna, mungkin gak dicantumin gak apa-apa. Tapi, harga adalah sesuatu yang sangat penting. Mau beli apapun, pasti yang pertama kali di-cek adalah harga.
Ada beberapa online shop yang suruh kita buat tanya langsung ke contact person untuk tanya harga. Please, don't do that! Sebagai pembeli, kita juga punya rasa sungkan. Gak enak kan, udah tanya-tanya harga, terus gak jadi beli. Kita sungkan, kalian juga sebel. Makanya, untuk menghindari orang-yang-cuma-tanya-harga-tapi-gak-beli, cantumin harga barang yang kalian jual.

4. Gak bisa baca caption
Ada orang yang suka banget tanya. Sampe hal yang udah dikasih tahu pun ditanyain lagi. Orang-orang jenis ini biasanya ditemukan di comment online shop. Misalnya, online shop A posting gambar jam tangan. Di caption-nya udah ditulis
"Jam tangan GUESS KW super, only 120k! more information contact line : jamtangann"
Dan tebak apa yang ditanyain orang di comment?
"Harganya berapa sis?"
"Itu ori gak?"
.
.
.
Sebagai stalker, aku cuma bisa menghela napas. Rasanya pingin teriak, "Kalian gak pernah sekolah ya? Gak bisa baca? Ato gak ngerti bahasa Indonesia?!"
Please, untuk orang-orang yang khilaf seperti itu, be smart! Baca caption! Kasian kan online shop-nya udah susah-susah nulis caption tapi gak dibaca.

5. Hashtagers
Seseorang nge-post foto dia bareng temen-temennya di pantai.

Hashtag yang bener dan normal 
#me #friends #beach #sunny #summer #love
Hashtagers
#me #friends #beach #sunny #summer #love #girls #bestfriends #ig #igers #likeforlike #followforfollow #f4f #l4l #shoutout #tbt #omg #iphonesia #iphone #instagram #boys #super #beautiful #pretty #cute #sweet #throwback #omo #i #dont #know #what #hashtag #should #i #type #this #is #just #too #much 

See the difference? Hashtag itu merupakan daftar objek di foto kamu, bukan buat promosi account Instagram! Orang-orang kayak gini itu sedikit annoying dan sedikit pathetic. Kalo followers di Instagram kamu dikit, terus kenapa? Kalo orang yang like foto kamu dikit, terus kenapa? Kecuali kamu bercita-cita jadi selebgram, jumlah followers dan like itu gak ada pengaruhnya buat hidup kamu. Sadarlah!

6. The "Kim Kardashian"
Kalian semua tahu Kim Kardashian kan? Selebriti di reality show "Keeping Up with The Kardashian". Masih gak tahu? Cari sendiri di google. Si Kim Kardashian ini terkenal banget karena dadanya yang besar sifatnya yang suka pamer banget. Kalo baju udah dipake sekali, gak bakal dipake lagi. Dia juga gak level sama baju KW yang belinya di Mangga Dua, minimal Channel lah. Intinya, Kim Kardashian itu orang kaya yang nyebelin. Bikin orang-orang yang gak sekaya dia jadi minder, ngiler, ... Kenapa jadi bahas Kim Kardashian?

Di Instagram, ada juga orang yang sejenis Kim Kardashian. Kebanyakan sih cewek fashionista gitu, tapi cowok juga ada. Biasanya orang-orang jenis ini emang orang yang kaya banget. Jenis foto yang biasanya di-post sama orang-orang ini adalah :
- foto lagi nginep di hotel bintang 5
- foto liburan di luar negeri
- foto sepatu yang harganya di atas 1 juta
- foto tas yang harganya di atas 1 juta
- foto smartphone terbaru dan termahal
- foto perhiasan
- foto makanan di restoran yang harga makanannya di atas 100rb semua
- foto barang dan makanan mahal lainnya
Sebagai orang biasa, tentu aku ngerasa minder dan iri banget sama kehidupan mereka. Enak banget bisa belanja tanpa harus mikirin uang. Beda sama aku yang cuma bisa beli baju sekelas Mangga Dua. Orang-orang sejenis ini yang bikin generasi kita jadi super boros. Di otak kita udah nempel gaya hidup kelas atas. Kalo makanan gak dihias dengan indah, berarti itu bukan makanan. Kalo tas merk-nya bukan Gucci, jangan dibawa jalan-jalan ke mall. That's why, para Kim Kardashian KW, gak usah mengumbar-umbar gaya hidup mewah kalian di Instagram. Mau posting sepatu baru sih gak apa-apa, tapi gak usah ditunjukin merk-nya juga. Kasihan generasi muda kita jadi teracuni otaknya oleh gaya hidup boros (cie).

Those are the 6 MAPOTIg! Kalian setuju gak? Dari posting ini, aku harap para Instagramers yang khilaf bisa segera bertobat dan memperbaiki semua kesalahannya. Semoga dengan adanya posting ini, Instagram bisa menjadi social media yang lebih merakyat dan berbudaya.